Jenis Budaya Di Bali – Bali kota yang sangt memiliki tempat wisata yang sangat indah sekali. Provinsi bali juga sangat terkenal hingga mancanegara, daerah yang menjadi salah satu tempat yang memiliki daya tarik pelancong. Di lansir dari laman theiotrevolution.
Daerah ini termasuk kota yang memilki daya tarik bagi para turis luar mau pun lokal. Daerah yang berada di negara indonesia ini sangat sering di kunjungin turis dari luar negeri. Turis yang berkunjungi ke bali biasa nya ingin berkunjung kepantai maupun ke tempat ibadah umat bali.
Provinsi bali juga menyimpan berbagai cerita tentang budaya dan adat dari penduduk bali. Biasa nya nya umat bali melangsung kan upacara adat bali dengan hari – hari tertentu.
Berikut salah satu jenis budaya yang berasal dari daerah bali.
Pemakaman Desa Trunyan
Pada umumnya orang meninggal di Bali, terutama bagi umat Hindu selain di kubur bisa di bakar atau di kremasi langsung.
Namun demikian suatu tradisi unik dengan budaya yang berbeda bisa anda temukan di Desa Trunyan Kintamani, kabupaten Bangli, yang juga merupakan salah satu desa Bali Aga.
Pada saat orang meninggal, maka tubuh atau jasad orang tersebut hanya di letakkan di bawah pohon Menyan, jasad tersebut di letakkan di atas tanah tanpa di kubur, hanya di pagari oleh bambu (ancak saji) agar tidak di cari oleh binatang atau hewan liar.
Tradisi Mekare-Kare
Mekare-kare ini di kenal juga dengan perang pandan, tradisi unik di pulau Bali hanya di lakukan di desa tradisional Tenganan, Karangasem yang di kenal juga sebagai desa Bali Aga.
Perang di lakukan berhadap-hadapan satu lawan satu dengan masing-masing memegang segepok pandan berduri sebagai senjata. Desa Tenganan juga merupakan salah satu desa Bali Aga, yang mengklaim sebagai penduduk Bali Asli.
Jenis Budaya Di Bali
Mekare-kare atau perang Pandan di gelar saat Ngusaba kapat (Sasih Sambah) atau sekitar bulan Juni. Budaya dan tradisi unik tersebut di gelar di halaman Bale Agung di langsungkan selama 2 hari dan di mulai jam 2 sore.
Tradisi Omed-Omedan
Budaya dan tradisi unik ini di gelar di tengah kota Denpasar, tepatnya di Banjar Kaja, Desa Sesetan, Denpasar Selatan. Di gelar setahun sekali, bertepatan saat hari Ngembak Geni atau sehari setelah hari Raya Nyepi, tradisi unik di mulai sekitar pukul 14.00 selama 2 jam.
Prosesi ini hanya di ikuti oleh kalangan muda-mudi atau yang belum menikah dengan umur minimal 13 tahun, omed-omedan berarti tarik menarik antar pemuda dan pemudi warga banjar dan terkadang di barengi dengan adegan ciuman di antara keduanya.
Upacara Melasti
Melasti di lakukan setiap tahun sekali dalam rangkaian Hari Raya Nyepi di Bali, namun demikian. Upacara melasti juga di lakukan pada hari-hari tertentu saat piodalan pada sebuah pura sesuai dengan hari yang di tentukan.
Melasti di kenal dengan mekiis atau melis menuju tempat-tempat sumber air seperti laut, danau ataupun mata air.
Namun Melasti atau melis di pulau Bali secara serempak di gelar setiap setahun sekali yaitu 3-4 hari sebelum hari raya Nyepi sekitar bulan Maret.